Ego dan emosiku mungkin sudah berlarut jauh melebihi prasangka ku. Begitupun pengetahuan ku tentang mu, mungkin terlalu surut karena diserap oleh kusruhnya kesabaran ku.
Kini dan sebelumnya, ingatanku
selalu tergelitik akan melodi puisi mu yang menyelorohkan tentang ku sebagai
"lelaki sederhana".
Kala malam sudah meredup, ada siang yang sedang memancar. Di kala gelaga sudah usai dilalui, ada beribu bunga melati yang siap menjamu.
Walaupun Aku tau, mungkin dengan
kata-kata tidak lagi membuat mu merasa nyaman, apalagi membuat tenang. Justru
bisa jadi karena aku lah ragamu dibuat kusut karena egoku.
Setidaknya, dengan ini Aku ikut dalam lingkaran orang-orang yang merayakan ulang tahun mu.
Oleh: Anwar Syarif