.jpg) |
| Ilustrasi: SC https://id.pngtree.com/ |
Beberapa hari terakhir, sekitar 2
sampai 3 hari ini Saya dibuat penasaran oleh manuskrip bertuliskan arab, bahasa
'jawi alus'. Isi naskah tersebut tidak lain juga menceritakan soal sejarah dan
suasana keulamaan di Martapura tahun 1930-an.
Sangking penasarannya, Saya sampai melibatkan 4 orang yang ada di kampung Saya,
3 orang adalah bapak tua berusia sepuh, dan satu orang terakhir adalah tokoh
muda yang suka mengkoleksi kitab-kitab kuno Nusantara. Tokoh terakhir inilah
yang ingin Saya ceritakan.
Asmine Kyai Mushoffa, Pendiri sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ishlah
As Syafi'iyyah, Batu Meranti, Kecamatan. Sungai Loban. Beliau lama nyantri di
Jawa dan merupakan lulusan Pascasarjana S2 UIN Antasari -dulu IAIN- Jurusan
Tasawuf.
Bagi masyarakat Tanah Bumbu, ketokohan beliau sudah tidak asing lagi.
Kultur santri dan aktivis tergabung menjadi satu di dalam diri beliau sehingga
menguatkan kemapanan beliau di bidang pengetahuan.
Saat poto-copy manuskrip tersebut disodorkan di hadapan beliau, terlihat sangat
renyah dan gurih sekali. Padahal sebelumnya sepuh yang sudah tua pun perlu
berpikir panjang, walaupun sangat paham bahasa 'jawa alus' zaman dulu.
Pak Mushoffa memang memahami beberapa teori filologi atau cara membaca teks
kuno, di antaranya berujar, "feeling kita saat membaca teks kuno, kita
harus bisa merasakan kehidupan di zaman dulu,".
Kemudian Saya nyelentuk bertanya, "kaya gini ni perlu ambil jurusan khusus
filologi opo mboten ngeeeh..?"
"Walaupun mboten ambil jurusan filologi, paling gak kito teseh iso membaca
teori-teori filolog seperti Ibrahim," jawab Kyai Mushoffa.
Setelah semuanya diulas, mulai alur cerita dan suasana politik di masa
manuskrip tersebut berhasil dipecahkan dan disajikan dengan renyah. Terkhusus,
soal istilah-istilah yang sangat sulit ditemukan maksudnya, ternyata hal itu
sangat renyah sekali ketika beliau menjelaskannya.
Pada kesimpulannya, kaum sarungan itu menarik, karena selain juga menguasai
pengetahuan agama yang mumpuni juga bisa menggabungkan teori-teori umum untuk
memecahkan suatu problem. Maka, perlu lah juga untuk membaca teori-teori umum
atau buku-buku umum lainnya.
Oleh: Anwar Syarif